-->

Notification

×

OPINI : 15 Disiplin Ilmu untuk Menafsirkan AlQuran

27 April 2022 | April 27, 2022 WIB Last Updated 2022-04-27T11:48:27Z

Oleh : Sugiyantoro,S.Ag.

Staf Lembaga Bantuan Hukum Perisai Kebenaran Pusat.


RAMADAN amat lekat dengan Al-Quran. Bahkan mayoritas umat Islam berlomba-lomba untuk dapat mengkhatamkannya berkali-kali di bulan mulia tesebut. Artinya membaca Al-Quran menjadi amal utama dan pokok yang mengiringi ibadah puasa pada setiap bulan ramadan.

Adalah ulama salaf terkemuka abad ke-6 H, Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghazali mengatakan sesungguhnya Al-Quran merangkum 77.200 ilmu, setiap perkataannya ada ilmu dan ilmu itu berlipat ganda 4 kali karena setiap perkataan ada yang dzahir, bathin, pembatas dan pemula.


Diterangkan dalam Syarah Ihya bahwa hak Al-Quran adalah dikhatamkan dua kali dalam satu tahun. Al-Quran memiliki zhahir dan bathin. Zhahir adalah makna Al-Quran yang bisa dipahami oleh semua orang sedangkan bathin yakni makna Al-Quran yang tidak dapat dipahami oleh sembarang orang. Sebagian ulama berkata maksud zhahir Al-Quran itu lafazh-lafazh Al-Quran yang dapat dibaca semua orang. Lalu bathin Al-Quran adalah makna atau tujuan Al-Quran yang dapat dipahami menurut kebutuhan masing-masing. 


Dalam konteks ini Nabi Saw pernah mengatakan barangsiapa mengemukakan pendapatnya sendiri tentang isi Al-Quran maka ia telah melakukan kesalahan walaupun pendapatnya itu benar. Ibnu Mas'ud, ra, berkata jika kita ingin memperoleh ilmu maka fikirkan dan renungkanlah makna-makna Al-Quran karena didalamnya mengandung ilmu orang-orang terdahulu dan sekarang. Tetapi untuk memahaminya musti menunaikan syarat-syarat serta adab-adabnya terlebih dahulu. 


Para alim ulama mengatakan dalam menafsirkan Al-Quran diperlukan keahlian, kepakaran dalam 15 bidang disiplin ilmu :

1. Ilmu Lughot. Ilmu untuk mengetahui arti setiap huruf Al-Quran

2. Ilmu Nahwu. Penting karena i'rabnya berubah sedikit saja maka akan mengubah arti kata tersebut.

3. Ilmu Sharaf. Penting karena berubah sedikit saja bina atau sighah suatu kata akan mengubah maknanya.

4. Ilmu Isytiqaq. Mengetahui asal usul suatu kata.

5. Ilmu Ma'ani. Ilmu tentang tarkiib susunan kata dari sisi makna bahasa.

6. Ilmu Bayaan. Mempelajari makna kata zhahir dan yang tersembunyi, mempelajari kiasan, permisalan kata.

7. Ilmu Badi'. Mempelajari sisi keindahan bahasa. (Ketiga bidang disiplin ilmu diatas Ma'ani, Bayaan, Badi' disebut cabang ilmu Balaghah yang amat penting dimiliki oleh para ahli tafsir).

8. Ilmu Qira'at. Penting karena perbedaan bacaan bisa mengubah makna ayat.

9. Ilmu Aqa'id. Mempelajari dasar-dasar keimanan.

10. Ilmu Ushul Fiqh. Mengambil dalil, kesimpulan suatu ayat.

11. Ilmu Asbabun Nuzul. Mengetahui sebab musabab turunnya ayat Al-Quran.

12. Ilmu Nasikh Mansukh. Mempelajari suatu hukum yang sudah dihapus dan hukum yang masih berlaku.

13. Ilmu Fiqh. Mempelajari pembagian hukum dalam agama.

14. Ilmu Hadits. Mempelajari hadits-hadits yang berhubungan dengan ayat-ayat Al-Quran.

15. Ilmu Wahabi. Ilmu khusus yang diberikan Allah kepada hambaNYA yang khusus pula.


Sebagaimana dikatakan oleh Nabi Saw, Barangsiapa mengamalkan apa yang ia ketahui maka Allah akan memberikan ilmu yang tidak diketahui. Seseorang bertanya kepada Ali, ra, "Apakah Rasulullah Saw telah memberimu ilmu atau nasihat khusus yang tidak diberikan kepada orang lain?".

Ali, ra, menjawab, "Demi Allah, demi yang telah menciptakan surga dan nyawa, aku tidak memiliki sesuatu yang khusus kecuali pemahaman Al-Quran yang telah Allah berikan kepadaku".


Semoga bermanfaat.

×
Berita Terbaru Update