Oleh : Sugiyantoro,S.Ag.
Staf pada Kentor Pusat Lembaga Bantuan Hukum Perisai Kebenaran.
PADA saat pengangkatan sebagai Nabi wa Rasulullah Saw umur beliau mencapai 40 tahun, 6 bulan, 8 hari (menurut hitungan tahun bulan Qomariah) atau 39 tahun, 3 bulan, 8 hari (hitungan tahun bulan Syamsiah). Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw agar menjadi pedoman manusia di dunia juga merupakan mukjizat Nabi Saw yang paling besar.
Dalam kesejarahannya Quran turun kepada Nabi Saw secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari sesuai dengan konteks kejadian yang berlangsung pada diri Nabi Saw. Mayoritas ayat Quran turun di Makkah (85 surat/Makkiyah) selebihnya di Madinah (29 surat/Madaniyah). Selanjutnya isi atau struktur Quran meliputi 30 juz, 114 surat, 6.616 ayat, 77.934 kalimat dan 323.671 huruf.
Jajaran terpanjang adalah surat Al-Baqarah (286 ayat) terpendek Al-Kautsar (hanya 3 ayat). Quran telah ditulis dan dihafalkan oleh para Sahabat dan diantara penulis wahyu Quran terkemuka adalah Sahabat Zaid bin Tsabit, ra serta Sahabat Ubay bin Kaab, ra. Dimasa Nabi Saw, Quran telah ditulis pada kulit, kayu, tulang, batu, pelepah daun kurma serta kain. Kesemuanya disebut Shafiyah (yang tersimpan sedemikian rupa, rapi di masa Nabi Saw).
Karena Quran itu mukjizat dan agung maka membacanya haruslah dengan adab-adab khusus. Setelah bersiwak (gosok gigi) dan wudhu duduklah ditempat sepi dengan penuh penghormatan, kerendahan sambil menghadap kiblat. Dengan khusyu hadirkan hati saat membaca Quran seolah-olah sedang mendengarkan Quran langsung dari Allah Ta'ala. Kalau mengerti maknanya bacalah dengan tadabur dan tafakur.
Saat bertemu ayat mengenai rahmat, berdoalah mengharap ampunan, rahmatNYA. Ketika jumpa ayat adzab, ancaman Allah, mintalah perlindungan kerena tidak ada penolong selain Allah. Manakala menemukan ayat tentang kebesaran, kemuliaan Allah ucaplah Subhanallah. Apabila tidak untuk menghafal, bacalah dengan tidak terlalu cepat. Hendaknya juga Quran diletakkan diatas bantal, tempat yang agak tinggi. Saat membaca Quran tidak boleh berbicara hal lain, semisal ada keperluan untuk bicara harus menutupnya dulu, setelah usai awali lagi dengan membaca ta'awudz.
Manakala disekitar sedang sibuk sebaiknya baca dengan suara pelan (lirih), tetapi saat tidak sibuk bacalah dengan suara keras.
Secara khusus alim ulama menulis ada 6 adab lahiriah juga 6 adab bathiniah dalam membaca Quran.
Masuk dalam adab lahiriah adalah :
Pertama, dengan penuh hormat, duduk menghadap kiblat serta memiliki wudhu.
Kedua, dibaca tidak terlalu cepat tapi pakailah tajwid juga tartilnya.
Ketiga, berusaha menangis, pura-pura menangis.
Keempat, penuhi hak ayat rahmat dan adzab.
Kelima, kalau khawatir riya', mengganggu sekitar baca dengan suara pelan, kalau tidak maka keraskan suara.
Keenam, usahakan membaca dengan suara merdu (suara terbaik yang dimiliki).
Sementara adab bathiniah meliputi :
Pertama, hendaklah mengagungkan Quran karena Quran kalam tertinggi.
Kedua, masukkan keagungan Allah, kebesaran Allah kedalam hati.
Ketiga, jauhkan rasa bimbang, ragu, was-was dari hati akan keagungan Quran.
Keempat, bacalah dengan penuh kenikmatan seraya merenungkan maknanya.
Kelima, hendaklah hati terkesan dengan ayat yang dibaca.
Keenam, telinga hendaknya benar-banar tawajjuh seolah-olah Allah sendiri yang sedang berbicara dengan kita dan posisi kita sedang mendengarkannya.
Penutup
Menghafal beberapa ayat-ayat Quran untuk dapat mengerjakan salat adalah fardhu 'ain, menghafal keseluruhan ayat-ayat Quran adalah fardhu kifayah. Seandainya tidak ada seorang pun yang hafal Quran maka seluruh kaum muslimin akan berdosa.
Semoga ramadan 1443 H/2022 M kali ini Allah Ta'ala memasukkan kecintaan akan Quran kepada kita semua. Aamii. Semoga bermanfaat.