Oleh : Sugiyantoro,S.Ag.
Staf pada Kantor Pusat Lembaga Bantuan Hukum Perisai Kebenaran di Purwokerto.
PEMERINTAH telah menetapkan 1 Ramadan 1443 H jatuh pada Minggu, 3 April 2022. Demikian juga dengan ormas Islam terbesar Indonesia Nahdlatul Ulama (NU). Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melalui Ikhbar (pemberitahuan) hasil rukyatul hilal bil fi'li awal Ramadhan 1443 H jatuh pada Ahad Wage, 3 April 2022 M. Disudut lain ada saudara kita sudah melaksanakan puasa ramadan hari ini, Sabtu 2 April 2022 M.
Fenomena ini tak perlu dibesar-besarkan tetapi mari saling menghormati juga menghargai. Masing-masing mempunyai landasan dan argumen fiqh tersendiri terkait penentuan awal ramadan. Perbedaan dalam Islam adalah rahmat sebagaimana dikatakan Ikhtilafi ummati rakhmah, perbedaan pandangan yang terjadi dikalangan umat Islam adalah rahmat. Artinya perbedaan tersebut memperkaya khasanah keilmuan yang dimiliki Islam sebab pada hakikatnya setiap perbedaan yang terjadi adalah pada wilayah furu' (cabang) dan bukan pokok atau inti ajaran Islam.
Dunia mengetahui umat Islam Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang taat dan mengakui pimpinan. Pasalnya, seribu bulan dipimpin orang dholim itu lebih baik dari pada sehari tanpa pemimpin. Rasulullah Saw saat menjelang ramadan pernah memanjatkan doa, Baa roqalloohumma lanaa fii syahri romadhon. Alloohumma sallimnii romadhon wa sallim romadhon lii wa sallimhu minnii mutaqobalan, Ya Allah, selamatkan saya pada bulan ramadan ini, selamatkanlah ramadan bagi saya, dan selamatkanlah dia dari diri saya, terimalah segala amal ibadah saya.
Arti Puasa dan Ramadan
Puasa atau shaum artinya menahan diri dari makan, minum dan syahwat (hawa nafsu) dan dari segala hal yang bisa membatalkanya dari mulai terbit sampai terbenamnya matahari. Sedangkan ramadan berarti pembakaran yakni bulan dimana seluruh aspek negatif (dosa) dibakar, dihanguskan dan diganti dengan aspek positif (perbuatan baik, ketaatan yang mendatangkan ampunan dan pahala).
Kalau dilihat dari sisi usia maka ibadah puasa sama tuanya dengan usia manusia. Nabi Adam as, pada dasarnya berpuasa saat dilarang mendekati sebuah pohon sebagaimana disebutkan dalam Q.S.Al-Baqarah:35, dan janganlah kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk dalam orang-orang dholim.
Tingkatan Puasa.
Sesungguhnya puasa bukanlah hal mudah. Kalau hanya sekadar menahan makan, minum, syahwat itu masih ditolerir. Artinya masih banyak orang yang bisa melakukanya. Karenanya bisa dilihat, puasanya sama hasilnya beda.
Disinilah dikenal ada 3 tingkatan puasa. Dan 3 tingkatan puasa ini sebetulnya tidak berdiri sendiri melainkan saling terkait serta berkaitan. Pintu masuknya ada di sejauhmana tekad, kekuatan niat serta iman dan Islam seseorang. Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali di dalam kitab maha karyanya Ihya Ulumuddin mengklasifikasikan tingkatan puasa menjadi 3. Pertama, puasa 'Am.
Puasa ini adalah puasa keumumanya manusia. Disebut juga puasa biasa atau puasa umum. Puasa 'am adalah tingkatan puasa yang paling rendah karena hanya menahan makan, minum dan hubungan suami istri. Permisalan puasa 'am adalah bak sebuah jalan raya yang luas, lurus dan halus sehingga mampu dilewati banyak orang tanpa mengalami kesulitan.
Kedua, puasa Khowash. Puasa khusus yang tidak hanya menahan makan, minum dan berhubungan suami istri tapi memelihara seluruh anggota tubuh dari laku maksiat dan tercela. Puasa tingkatan ini dilakukan oleh orang-orang saleh.
Dan terakhir atau ketiga adalah puasa tingkatan Khowashul Khowash. Puasa khusus dan lebih khusus lagi dikarenakan tak hanya hal diatas saja. Melainkan sudah mengikutsertakan hati dari segala keinginan buruk dan pikiran duniawi. Istimewanya adalah mencegah apa-apa yang selain dari Allah. Tingkatan puasa ini adalah puasanya para Nabi dan Rasul, sidiqin dan muqarobin. Dalam bahasa penulis puasa pada tingkatan ini adalah puasa 3 dimensi sekaligus yakni jasad, hati dan ruh.
Kesimpulan
Apapun dan bagaimanapun tingkatan puasanya mari jalankan dengan sungguh-sungguh serta ikhlas. Tak kalah penting berusaha menggapai tingkatan laku ibadah, laku spiritual sehingga nikmatnya beriman dan berislam bisa dirasakan.
Dampaknyapun bisa menyebar keseluruh sisi kehidupan.
Semoga saja.
Semoga bermanfaat.